Krisis Ekonomi Amerika
Krisis ekonomi memang belum terlihat dampaknya untuk sector real di masyarakat untuk saat ini namun melihat trauma akan krisis ekonomi di tahun 1929 yang sering disebut great depression kembali menghantui maka terlihatlah gambaran dampak yang akan melanda Indonesia secara jelas. Pada saat itu dampak krisis itu menasional bagi rakyat Amerika Serikat, seperti kesulitan keuangan karena lapangan pekerjaan sedikit hingga kelaparan.Sebenarnya kekawatiran yang saat ini yang harus dijadikan focus oleh pemerintahan adalah dengan tetap menjaga daya beli masyarakat. Jika bangsa Indonesia bias bersifat tenang dalam menyingkapi krisi Amerika, maka kemungkinan besar Indonesia dapat melewati massa krisis resesi dunia ini. Peran media baik cetak maupun elektronik saat ini sangat penting untuk menenagkan pasar.
Mungkin ini menjadi pertanyaan bagi sebagian besar orang, mengapa negara super power dan terkenal kuat finansialnya bisa mengalami krisis moneter atau ekonomi. Dan kemungkinan berada di ambang kebangkrutan yang akan menyengsarakan rakyatnya dan sebagian besar negara di dunia.
Jika media telalu hiperbola dan berlebihan menayangkan krisis ini maka hal ini akan mempengaruhi pola piker masarakat, sehingga pada akhirnya akan mengirit pengeluaran. Tentu dengan indikasi ini jika telah terjadi maka dapat dipastikan telah menunjukkan bahwa daya beli masyarakat telah turun. Hal ini akan menyebakan tingkat konsumsi akan juga mengalami penurunan dan itu masih secara teori.
Secara keseluruhan hal ini akan menyebabkan efek domino, yang mana pada akhirnya akan berbuntut pada pengereman produksi, dan pada akhirnya adalah penyempitan pembukan dan penyedian lowongan cari kerja yang baru dan sebaliknya, akan menimbulkan PHK secara besar-besaran. Tugas pemerintah yang utama adalah menyakinkan pasar bahwa kekuatan makro ekonomi Indonesia saat ini lebih kuat daripada tahun 1997-1998. Menanggapi situasi yang tidak menentu ini, kelompok negara industri maju yang tergabung dalam perkumpulan G7 yanterdiri dari, Amerika Serikat,Jepang, Inggris, Prancis, Italia, Jerman, dan Kanada, memulai sebuah pertemuan Jumat waktu setempat, untuk membicarakan bagaimana merespon krisis global yang telah membinasakan pasar dan sistem perbankan di dunia. Sementara itu, kekuatan ekonomi dunia yang lain yaitu China, mengeluarkan sejumlah ketentuan pengawasan kualitas produk susu sebagai upaya untuk mencegah terulangnya kembali skandal susu terkontaminasi. “Dalam ketentuan itu diatur ketatnya pengawasan susu dari ternak sapi peliharaan, bagaimana bahan baku susu dibeli dan produksi serta penjualan produk susu,” demikian diumumkan Dewan Negara China seperti dikutip Xinhua di Beijing. China sendiri diperkirakan juga akan mengalami penurunan laju pertumbuhan ekonomi.
Tahun 1925, AS memiliki UU Mortgage Tentang KPR, yaitu setiap orang yang memenuhi syarat berhak mengajukan dan mendapatkan kredit rumah. Jika penghasilan setahun 100 juta maka ia berhak mengambil kredit mortgage 250 juta. Karena cicilan jangka panjang maka terasa ringan.
Tahun 1980, Keluar kebijakan untuk menaikan bunga. bisnis perumahan ada peluang, bank bisa mendapatkan bunga tambahan dan broker dan bisnis terkait bisa berusaha kembali.Namun karena semua sudah punya rumah, maka Tahun 1986 pemerintah AS menetapkan reformasi pajak. Salah satu isinya, pembeli rumah diberi keringanan pajak. Bagi warga di negara maju, keringanan pajak akan mendapat sambutan luar biasa karena nilai pajak yang tinggi.
Tahun 1990, dengan fasilitas pajak bisnis rumah meningkat hingga 12 tahun ke depannya. Dari mortgage 150milyar USD dalam setahun menjadi 2 kali lipat di tahun-tahun berikutnya.
Tahun 2004, mortgage mencapai 700 milyar USD per tahun. Gairah bisnis rumah yang terus meningkat ini membuat para pelaku bisnis menghalalkan segala cara. Mulai dari iklan yang jor-joran, keluarnya lembaga investment bank, hingga melunaknya persyaratan KPR. Dalam pikiran pengembang, jika orang tidak bisa membayar kredit atau kredit macet, toh rumah masih bisa dijual karena perhitungannya tiap tahun harga rumah meningkat. Jadi mereka masih untung ketika terjadi kredit macet.
Namun ternyata dalam jangka kurang dari 10 tahun, banyak kredit Macet. Banyak orang menjual rumah, harga menjadi turun sehingga nilai jaminan rumah tidak cocok lagi dengan nilai pinjaman. Satu per satu lembaga investment banking bergururan seperti efek domino.
Berapa juta rumah yang termasuk mortgage? tidak ada data namun dari nilai uangnya sekitar 5 triliun USD. Jadi kalo George Bush meminta bantuan dana 700 milyar USD itu baru sebagian kecil. Kongres kawatir apakah harus menambah 700 milyar USD lagi jika yang pertama tidak berhasil.
Kabar terakhir menyebutkan Kongres AS kemungkinan besar menyetujui rencana bailot ini.Walau masih belum terlihat dampaknya, namun mudah-mudahan dunia tidak terpuruk dalam krisis ekonomi berkepanjangan.
Penting bagi pemerintah Indonesia untuk memberikan informasi sebanyak mungkin untuk mencegah terjadinya rush besar-besaran terhadap bank-bank di Indonesia. Tentunya Krisis Ekonomi yang terjadi tahun 1997 tidak ingin kita ulangi lagi bukan.