Feeds RSS
Feeds RSS

hablumminaullah


habluminannas


my visi n misi


My visi n misi

Visi :

1.mencapai ridho n cinta allah dengan beribadah berkualitas ,berkontinuitas n berkuantitas

2.membiina hub baik denga manusia shg bisa melanjutkan perjuangan nabi muhamad saw dalam berdakwah

3.menjadi pribadi komplit untuk dapat mencerdasi kehidupan untuk sukses dunia akhirat

4.menjadi milik kel uarga yang bermanfaat

misi :

1.kuliah dengan nilai dan kompetisi yang baik dan bagus

2.konsisten dengan visi n misi hidup

biologi reprodusi

BAB1

Manfaat mikrobiologi kebidanan

PENDAHULUAN

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003).hal ini dipelajari dalam mikrobiologi. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tembat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan.

Dan dalam pengelolaan mulai dari penambilan pengiriman dan lain-lainnya juga berkaaitan dengan mikroorganisme yang ada didalam feses atau darah tersebut maka pembahasan dalam makalah ini merupakan hal yang saling berkaitan karena salah cara atau metode dalam pengelolaan specimen maka akan menimbulkan infeksi oleh specimen yang mengandung n\mikroorganisme tersebut.

BAB 2

a.Aplikasi mikrobiologi dalam bidang kebidanan

Sekilas, makna praktis dari mikroorganisme disadari tertutama karena kerugian yang ditimbulkannya pada manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Misalnya dalam bidang mikrobiologi kedokteran dan fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang pathogen yang menyebabkan penyakit dengan sifat-sifat kehidupannya yang khas. Walaupun di bidang lain mikroorganisme tampil merugikan, tetapi perannya yang menguntungkan jauh lebih menonjol. Menurut Schlegel ( 1994) beberapa bukti mengenai peranan mikrobiologi dapat dikemukakan sebagai berikut:

Proses klasik menggunakan mikroorganisme

Di Jepang dan Indonesia sudah sejak zaman dahulu kacang kedelai diolah dengan menggunakan bantuan fungi, ragi, dan bakteri asam laktat. Bahkan sudah sejak zaman perang dunia pertama fermentasi terarah dengan ragi digunakan untuk membuat gliserin. Asam laktat dan asam sitrat dalam jumlah besar yang diperlukan oleh industri makanan, masing-masing dibuat dengan pertolongan bakteri asam laktat dan cendawan Aspergillus niger.

Produk Antibiotika

Penemuan antibiotik telah menghantarkan pada terapi obat dan industri obat ke era baru. Karena adanya penemuan penisilin dan produk-produk lain sekresi fungi, aktinomiset, dan bakteri lain, maka kini telah tersedia obat-obat yang manjur untuk memerangi penyakit infeksi bakteri.

Proses menggunakan mikroba

Fermentasi klasik telah diganti dengan cara baru untuk produksi dan konversi menggunakan mikroba. Senyawa karotenoid dan steroid diperoleh dari fungi. Sejak ditemukan bahwa Corynebacterium glutamicum memproduksi glutamat dengan rendemen tinggi dari gula dan garam amonium, maka telah diisolasi berbagai mutan dan dikembangkan proses baru yang memungkinkan pembuatan banyak jenis asam amino, nukleotida, dan senyawabiokimia lain dalam jumlah besar. Mikroorganisme juga diikutsertakan oleh para ahli kimia pada katalisis sebagian proses dalam rangkaian sintesis yang panjang; biokonversi oleh mikroba lebih spesifik dengan rendemen lebih tinggi, mengungguli koversi secara kimia; amilase untuk hidrolisis pati, proteinase pada pengolahan kulit, pektinase untuk penjernihan sari buah dan enzim-enzim lain yang digunakan di industri diperoleh dari biakan mikroorganisme.

Posisi monopoli dari mikroorganisme

Beberapa bahan dasar yang terutama tersedia dalam jumlah besar, seperti minyak bumi, gas bumi, dan selulosa hanya dapat diolah oleh mikroorganisme dan dapat mengubahnya kembali menjadi bahan sel (biomassa) atau produk antara yang disekresi oleh sel.

Teknik genetika modern

Kejelasan mengenai mekanisme pemindahan gen pada bakteri dan peran dari unsur-unsur ekstrakromosom, telah membuka kemungkinan untuk memindahkan DNA asing ke dalam bakteri. Manipulasi genetik memungkinkan untuk memasukkan sepotong kecil pembawa informasi genetik dari manusia ke dalam bakteri sehingga terjadi sintesis senyawa protein yang bersangkutan. Kegiatan ini sering dilakukan dalam hal pembuatan hormon, antigen, dan antibodi.

Berdasarkan penjelasan di atas, mikroorganisme memiliki peranan yang cukup besar dalam kehidupan, baik peranan yang merugikan maupun yang menguntungkan.

Beberapa peranan yang dimiliki oleh mikroorganisme antara lain sebagai berikut:

Peranan yang Merugikan

· Penyebab penyakit, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan

Misalnya Strptococcus pneumoniae penyebab pneumonia dan Corynebacterium diphtheriae penyebab dipteri.

  • Penyebab kebusukan makanan (spoilage)

Adanya kebusukan pada makanan dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri yang tumbuh dalam makanan tersebut. Beberapa di antara mikroorganisme dapat mengubah rasa beserta aroma dari makanan sehingga dianggap merupakan mikroorganisme pembusuk. Dalam pembusukan daging, mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik mampu merombak protein-protein. Pada proses pembusukan sayur dan buah, mikroorganisme pektinolitik mampu merombak bahan-bahan yang mengandung pektin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan (Tarigan, 1988). Mikroorganisme seperti bakteri, khamir (yeast) dan kapang (mould) dapat menyebabkan perubahan yang tidak dikehendaki pada penampakan visual, bau, tekstur atau rasa suatu makanan. Mikroorganisme ini dikelompokkan berdasarkan tipe aktivitasnya, seperti proteolitik, lipolitik, dll. Atau berdasarkan kebutuhan hidupnya seperti termofilik, halofilik, dll.

· Penyebab keracunan makanan (food borne disease).

Kusnadi, dkk (2003) menjelaskan bahwa bakteri penghasil racun (enterotoksin atau eksotoksin) dapat mencemari badan air, misalnya spora Clostridium perfringens, C. Botulinum, Bacillus cereus, dan Vibrio parahaemolyticus. Spora dapat masuk ke dalam air melalui debu/tanah, kotoran hewan, dan makanan-limbah. Jika makanan atau minuman dan air bersih tercemari air tersebut, maka dalam keadaan yang memungkinkan, bakteri tersebut akan mengeluarkan racun sehingga makanan atau minuman mengandung racun dan bila dikonsumsi dapat menyebabkan keracunan makanan. Bahkan menurut Dwidjoseputro (2005) pada makanan yang telah dipasteurisasi pun juga dapat mengandung racun (toksin) . Makanan yang telah dipasteurisasi kemudian terus menerus disimpan di dalam kaleng pada temperatur kamar, dapat mengandung racun yang berasal dari Clostridium botulinum. Spora-spora dari bakteri ini tidak mati dalam proses pasteurisasi. Dalam keadaan tertutup (anaerob) dan suhu yang menguntungkan, maka spora-spora tersebut dapat tumbuh menjadi bakteri serta menghasilkan toksin. Racun yang dihasilkan tidak mengganggu alat pencernaan, melainkan mengganggu urat saraf tepi.

· Menimbulkan pencemaran

Materi fekal yang masuk ke dalam badan air, selain membawa bakteri patogen juga akan membawa bakteri pencemar yang merupakan flora normal saluran pencernaan manusia, misalnya E. coli. Kehadiran bakteri ini dapat digunakan sebagi indicator pencemaran air oleh materi fekal.

Peranan yang Menguntungkan

Banyak yang menduga bahwa mikroorganisme membawa dampak yang merugikan bagi kehidupan hewan, tumbuhan, dan manusia, misalnya pada bidang mikrobiologi kedokteran dan fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang pathogen yang menyebabkan penyakit dengan sifat-sifat kehidupannya yang khas. Meskipun demikian, masih banyak manfaat yang dapat diambil dari mikroorganisme-mikroorganisme tersebut. Penggunaan mikroorganisme dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, saperti bidang pertanian, kesehatan, dan lingkungan.

Salah satu manfaat mikroorganisme dalam bidang kesehatan adalah dalam menghasilkan antibiotika. Bahan antibiotik dibuat dengan bantuan fungi, aktinomiset, dan bakteri lain. Antibiotik ini merupakan obat yang paling manjur untuk memerangi infeksi oleh bakteri. Beberapa mikroba menghasilkan metabolit sekunder, yang sangat bermanfaat sebagai obat untuk mengendalikan berbagai penyakit infeksi. Sejak dulu dikenal jamur Penicillium yang pertama kali ditemukan oleh Alexander fleming (1928), dapat menghasilkan antibiotika penisilin. Sekarang banyak diproduksi berbagai antibiotik dari berbagai jenis mikroba yang sangat berperan penting dalam mengobati berbagai penyakit. Selain untuk antibiotik, dalam bidang kesehatan mikrorganisme juga dapat digunakan sebagai agen pembusuk di dalam saluran pencernaan alami, yang turut membantu mencerna makanan di dalam saluran pencernaan.

Dan manfaat yang sangat nyata digunakan dalam mbidang kesehatan adalah pembuatan vaksin dari maikroorganisme,yang digunakan dalam imunisasa namun saat ini banyak orangtua yang enggan melakukankan imunisasi karena berbagai informasi yang beredar di masyarakat mengenai efek samping vaksinasi yang dapat terjadi, misalnya vaksinasi MMR menyebabkan autisme, beberapa vaksinasi menyebabkan sindroma kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome), kadar thimerosal (zat pengawet) yang terdapat dalam vaksin begitu tinggi sehingga bisa menyebabkan keracunan merkuri, dan lain sebagainya. Informasi-informasi tersebut menyebabkan penurunan drastis jumlah bayi-bayi yang mendapatkan imunisasi dan secara langsung menyebabkan jumlah penderita infeksi kembali meningkat. Ternyata pendapat-pendapat tersebut tidak berdasarkan bukti-bukti ilmiah, hanya berupa dugaan belaka. Berbagai penelitian yang telah dilakukan tidak menemukan hubungan secara langsung kejadian-kejadian tersebut dengan pemberian vaksinasi. Selain itu, berbagai teknologi terus dikembangkan untuk membuat vaksin yang lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping.

Sekali lagi harus diingat bahwa setiap tindakan yang dilakukan manusia selalu ada risikonya namun janganlah hanya mengkhawatirkankan risiko yang mungkin terjadi dari suatu tindakan yang akan dilakukan tanpa mempertimbangkan manfaat yang akan didapat. Jelas-jelas manfaat pemberian imunisasi jauh lebih besar dari kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi.

Ternyata, begitu banyak manfaat yang didapat dari pemberian imunisasi. Imunisasi merupakan tanda cinta dan perwujudan rasa tanggung jawab untuk melindungi anak. Karena itu, tidak ada lagi keragu-raguan untuk tidak memberikan imunisasi. Imunisasi tidak hanya melindungi individu dari serangan penyakit, tapi juga melindungi komunitas! Untuk itu ajaklah anak tetangga, anak tukang kebun, anak pak hansip, dan semua anak-anak yang belum mendapatkan vaksinasi untuk segera melakukan imunisasi.

Begitu juga dengan cara kelahiran bayi. Penelitian telah membuktikan bayi yang lahir melalui bedah Caesar memiliki indikasi kekebalan tubuh yang lebih rendah daripada bayi yang lahir secara normal. Meski begitu, jika kelahiran secara bedah Caesar tidak dapat dihindarkan, kekebalan tubuh bayi dapat didongkrak dengan beberapa cara, misalnya dengan memberikan probiotik. Probiotik sebagai bakteri hidup yang menguntungkan berfungsi sebagai zat yang dapat membentuk sistem daya tahan tubuh bayi. Probiotik salah satunya terdapat pada air susu ibu (ASI).

Mengapa bayi yang lahir secara normal memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik daripada bayi yang lahir melalui bedah Caesar? Pada persalinan normal, bayi akan mengalami kontak dengan bakteri dari flora ibu, yakni dari feses atau jalan lahir (vagina) ibu. Bakteri tersebut bersifat ‘baik’ dan dapat membantu mempercepat tumbuhnya mikroflora usus pada bayi. Mikroflora ini merupakan salah satu komponen yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh.

Sementara itu bayi yang lahir melalui bedah Caesar tidak memiliki kesempatan kontak dengan bakteri baik tadi. Yang ada malah tingginya pertumbuhan bakteri merugikan seperti E. Coli dan Clostridium. Kondisi ini mengakibatkan daya tahan tubuh bayi yang lahir secara bedah Caesar tidak sebaik bayi yang dilahirkan secara normal sehingga mereka lebih berisiko terhadap infeksi saluran pencernaan dan penyakit alergi.

Telah diketahui bahwa ASI adalah yang terbaik bagi bayi. Sangat dianjurkan untuk memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama. ASI terbukti memiliki bakteri menguntungkan dan zat-zat yang dibutuhkan bayi untuk membentuk mikroflora usus yang penting untuk sistem daya tahan tubuh bayi.

Yang menjadi masalah adalah bagaimana jika ASI tidak dapat diberikan karena berbagai alasan? Pada bayi yang tidak mendapatkan ASI, ada dua hal yang bisa dilakukan. Cara yang pertama adalah memberikan makanan yang tinggi laktosa, rendah phosphat, dan rendah protein. Ibu dapat bertanya ke dokter anak mengenai jenis diet ini. Diet ini akan membentuk kondisi optimal yang memungkinkan bakteri baik dapat tumbuh secara alami.

Cara yang kedua adalah tentu saja memberikan asupan nutrisi atau suplemen yang mengandung probiotik bagi bayi. Probiotik dapat membantu pori-pori usus bayi menutup—karena bayi yang lahir secara bedah Caesar memiliki pori-pori usus yang lebih besar, sehingga bisa mencegah masuknya bakteri merugikan. Akibatnya, ketahanan tubuh bayi dapat ditingkatkan.

Asupan probiotik dapat mengurangi kejadian diare dan alergi pada bayi. Maka asupan nutrisi yang mengandung probiotik sangat dianjurkan untuk bayi yang kurang beruntung tidak dapat dilahirkan melalui persalinan normal dan tidak mendapat ASI, yang akibatnya tidak memiliki kesempatan membentuk sistem kekebalan tubuh yang bisa diperoleh akibat kontak dengan bakteri baik dari flora ibu. (niq)

b.PEDOMAN PENGAMBILAN DAN
PENGIRIMAN SPESIMEN
LANGKAH - LANGKAH
Pengambilan Spesimen
Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas laboratorium atau petugas lain yang terampil dan berpengalaman. Sesuai dengan kondisi dan situasi setempat, spesimen dapat diambil oleh petugas RS/laboratorium setempat, atau oleh petugas laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Pengambilan harus dilakukan dengan memperhatikan universal precaution atau kewaspadaan dini untuk mencegah terjadinya infeksi. Jenis spesimen yang diambil dapat berupa : usap nasopharynx, usap oropharynx, bilasan broncheoalveolar, aspirat tracheal atau pleural, darah (serum atau darah), urin, tinja, dan jaringan. Dianjurkan untuk mengambil / mengirimkan lebih dari satu macam spesimen.

Pengiriman Spesimen
Untuk sementara ini, pemeriksaan laboratorium masih akan dilakukan di CDC Atlanta, Amerika Serikat. Pengiriman spesimen dilaksanakan secara kolektif oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, bekerja sama dengan US NAMRU-2,
Jakarta. Untuk bulan pertama, pengiriman akan dilakukan seminggu sekali atau seminggu dua kali. Frekuensi pengiriman selanjutnya akan ditentukan kemudian, sesuai dengan perkembangan epidemiologi SARS di Indonesia, perkembangan teknologi laboratorium global, dan kebijakan Departemen Kesehatan RI.
Spesimen dari daerah dibawa ke atau dikirimkan ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan setiap kali ada kasus Suspect atau probable SARS dengan alamat sebagai berikut:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Jl. Percetakan Negara no.29
Jakarta 10560
Up. Drh. Gendro Wahyuhono,MTH.
Tilpon: 021-426-1088 ext. 126 / 021-425-9860
Fax: 021-424-5386
e-mail: gendro@litbang.depkes.go.id
Prosedur Cara Pengambilan Spesimen Yang Berhubungan Dengan Kasus SARS
Persiapan Petugas Pengambil Spesimen
Petugas pengambil spesimen diharuskan memakai :
- Laboratorium jas (lengan panjang)
- Sarung tangan (karet)
- Kaca mata plastik (goggle)
- Masker (N 95 untuk petugas dan penderita atau masker bedah sebanyak 3 lapis)
- Tutup kepala (plastik)
- Pakai sepatu boot (disediakan oleh RS di ruang isolasi).

Macam/ Jenis Spesimen
Cairan Tubuh Spesimen Dari Saluran Pernafasan
Spesimen Saluran Pernafasan Atas
Spesimen harus diambil segera pada waktu pasien masih dalam keadaan sakit. Virus akan hilang dalam waktu 72 jam setelah gejala penyakit timbul, sedangkan kuman patogen lain akan dapat diisolasi setelah lewat 72 jam.
Tiga jenis spesimen dapat diambil untuk isolasi bakteri atau virus dan pemeriksaan dengan PCR. Spesimen tersebut meliputi :
Usap nasopharynx
Bilasan nasopharynx
Usap uropharynx
Bilasan nasopharynx merupakan spesimen untuk mendeteksi virus saluran nafas, terutama pada anak-anak berumur 2 tahun atau kurang.
Usap Nasopharynx atau Oropharynx
Gunakan swab yang terbuat dari dacron/rayon steril dengan tangkai plastik. Jangan menggunakan kapas yang mengandung kalsium alginat atau kapas dengan tangkai kayu, karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat pertumbuhan virus tertentu dan dapat menghambat pemeriksaan PCR. Untuk usap nasopharynx: masukkan swab ke dalam lubang hidung sejajar dengan rahang atas. Biarkan beberapa detik agar cairan hidung terhisap. Lakukan usapan pada kedua lubang hidung. Untuk usap oropharynx: lakukan usapan pada bagian belakang pharynx dan daerah tonsil, hindarkan menyentuh bagian lidah. Kemudian masukkan swab sesegera mungkin ke dalam cryotube (tabung tahan pendinginan) yang berisi 2 ml media transport virus (Hanks BSS + antibiotik). Putuskan gagang plastik di daerah mulut botol/tabung agar botol/tabung dapat ditutup dengan rapat. Bungkus tabung ini dengan tissue bersih atau kertas koran yang telah diremas-remas agar menghindarkan terjadinya beturan-benturan pada tabung saat pengiriman. Masukkan tabung ini kedalam kotak pengiriman primer (bahan boleh dari pipa paralon atau sejenis tupper ware).

Spesimen Dari Saluran Pernafasan Bagian Bawah
Spesimen yang diambil dapat berupa bilasan bronkhoalveolar, aspirasi trakheal, atau cairan pleural. Setelah itu, separuh cairan disentrifugasi dan endapan selnya difiksasi dalam formalin. Sisa cairan yang belum disentrifugasi ditampung dalam botol dengan tutup luar yang bagian dalamnya mengandung ring untuk penahan. Semua spesimen ini masukkan dalam kotak pengiriman spesimen primer seperti diatas.

Komponen Darah
Darah fase akut harus diambil dan dikirim sesegera mungkin. Jika mungkin spesimen fase konvalesen (3-4 minggu setelah pengambilan darah primer).
Cara pengambilan sampel:
Diambil 5?10 ml darah vena dalam tabung steril (5 ml dari anak-anak dan 10 ml dari orang dewasa) secara lege artis (memperhatikan kewaspadaan universal secara ketat).

Pengambilan darah pakai jarum suntik biasa.
Masukkan separuh dari darah yang diperoleh kedalam tabung darah bertutup karet warna merah (tabung steril vacum tanpa bahan pencegahan pembekuan darah) dan separuh lagi masukkan kedalam tabung darah bertutup karet ungu (tabung steril vacuum berisi EDTA-bahan pencegahan pembekuan darah).
Diamkan darah dalam waktu 1 jam pada suhu kamar, agar darah dalam tabung merah membeku dengan baik.
Pemisahan darah bekuan dari serum pada tabung merah dan darah dari plasma pada tabung ungu harus dilakukan di Badan Litbangkes/Namru-2,
Jakarta.
Semua tabung (tabung merah dan tabung ungu) setelah dibungkus dengan kertas tissu atau kertas koran diremas di masukkan ke dalam kotak pengiriman primer.
Pengambilan darah pakai jarum vacutainer*
Darah ditampung lebih dahulu pada tabung darah bertutup karet ungu sebanyak 2,5 ml dari anak-anak dan 5 ml dari orang dewasa, lalu gantikan tabung ini dengan tabung darah bertutup karet merah dan biarkan darah masuk sebesar 2,5 ml dari penderita anak-anak dan 5 ml dari penderita orang dewasa.
Diamkan darah dalam waktu 1 jam pada suhu kamar, agar darah dalam tabung merah membeku dengan baik.
Pemisahan darah bekuan dari serum pada tabung merah dan darah dari plasma pada tabung ungu harus dilakukan di Badan Litbangkes/Namru-2,
Jakarta.
Semua tabung (tabung merah dan tabung ungu) setelah dibungkus dengan kertas tissu atau kertas koran diremas dimasukkan ke dalam kotak pengiriman primer.

Urine
Urine hanya diambil pada fase akut. Untuk mendapatkan virus yang optimal, 50 ml urin disentrifugasi dengan kecepatan 2500 rpm selama 30 menit. Sentrifugasi hanya dilakukan di Badan Litbangkes/NAMRU-2,
Jakarta. Spesimen disimpan dalam tabung poli propilen 50 ml. Tutup rapat-rapat dan lapis dengan para film. Masukkan dalam kotak pengiriman primer setelah dilindungi dengan kertas tissu atau kertas koran yang diremas.

Tinja
Tinja sebanyak 10-50 gram ditempatkan dalam konteiner tinja transparan. Ditutup rapat-rapat dan dilapisi dengan parafilm. Kemudian dimasukkan ke dalam kotak pengriman primer. Spesimen harus dikirim dalam keadaan dingin (4o C).

Spesimen Jaringan
Jaringan dapat diambil dari semua organ tubuh (paru, trakhea, jantung, limpa, hati, otak, ginjal, kelenjar adrenal). Jarinagn difiksasi dalam formalin/paraffin. Jaringan yang telah difiksasi tidak dinyatakan sebagai biohazard. Jaringan disimpan dan dikirim dalam suhu kamar. Diberi tulisan: *Do not freeze fixed tissues*.
Jaringan segar beku dari paru dan saluran nafas atas harus diambil secara aseptic secepat mungkin. Cara dan waktu pengambilan akan berpengaruh terhadap kontaminasi.
Gunakan instrumen steril secara terpisah untuk setiap pengambilan di daerah tubuh tertentu. Letakkan setiap spesimen dalam wadah yang terpisah yang berisi media transport virus (Hanks BSS/PBS). Simpan dan kirim dalam keadaan beku.

Cara Pemberian Label
Setiap spesimen yang disimpan dalam wadah khusus diberi label yang berisi informasi : nama pasien/ umur/ jenis kelamin/ tanggal pengambilan/ asal rumah sakit/ jenis spesimen
(S=serum; NT=usap oro dan nasopharynx; U=urin; D=darah;T=tinja).
Label ditulis dengan pensil 2B atau tinta yang tidak luntur.

Pengepakan dan Pengiriman Spesimen
Cara pengepakan dan pengiriman spesimen untuk keperluan diagnostik harus menuruti ketentuan WHO.
Bungkus kotak pengiriman primer dengan tissu atau kertas koran yang diremas, untuk mencegah benturan-benturan pada spesimen waktu pengiriman. Masukkan dalam kotak pengiriman sekunder. Kotak pengiriman sekunder dapat menampung lebih dari satu kotak pengiriman primer, asal persyaratan suhu pengiriman sama. Bila pengiriman dalam suhu 4o C, masukkan beberapa ice pack yang sudah dibekukan lebih dahulu. Sekali-kali jangan mengirimnya dengan memasukkan dry ice (es kering) untuk mendinginkannya.

Pengepakan Primer (Kotak Pengiriman Primer)
Wadah spesimen yang pertama harus kedap air, jika tutupnya berulir harus dilapisi dengan parafilm atau sejenisnya.
Jika terdiri dari beberapa wadah harus dibungkus secara terpisah untuk mencegah pecah akibat berhimpitan.
Gunakan material pendukung di sela-sela wadah yang mempunyai daya hisap untuk menghisap seluruh isi yang terdapat dalam wadah pertama, apabila terjadi kebocoran atau pecah.
Pada saat menentukan besarnya volume spesimen yang dikirim sertakan besarnya volume media transport yang digunakan.
Dalam wadah yang pertama tidak boleh berisi lebih dari 500 ml atau 500 gram bahan.
Seluruh isi dari wadah yang pertama disebut sebagai spesimen diagnostik.
Pengepakan Sekunder (Kotak Pengiriman Sekunder)
Pengepakan sekunder harus menuruti aturan pengepakan bahan infeksius.
Pengepakan sekunder harus kedap air.
Wadah bagian luar dilabel dengan :
- PEMERIKSAAN LABORATORIUM KESEHATAN
- JANGAN DIBALIK
- KEPADA:
Puslitbang Pemberantasan Penyakit,
Badan Litbang Kesehatan. Jl.Percetakan Negara 29.
Jakarta Pusat. 10560
Up. Drh Gendro Wahyuhono, MTH.
Pengamanan Petugas Kesehatan dan Laboratorium yang Berhubungan dengan SARS
Untuk mencegah penularan mikroorganisme penyebab SARS kepada petugas kesehatan dan petugas laboratorium yang menangani spesimen dari penderita SARS maka dilakukan langkah-langkah sebabgi berikut :
Spesimen darah untuk pemeriksaan serologi rutin, kimia dan hematologi
Spesimen untuk keperluan ini hendaknya ditangani dengan cara penanganan standard yang memenuhi aturan kewaspadaan umum. Petugas laboratorium harus mengenakan perlengkapan pelindung diri, termasuk sarung tangan karet sekali pakai (disposable), jas laboraorium, kaca mata, masker untuk operasi dan/atau pelindung wajah untuk melindungi selaput mukosa permukaan dari paparan spesimen. Sentrifugasi harus dilakukan dengan memakai tabung sentrifus yang memiliki tutup atau memakai rotor yang memiliki penutup. Pekerjaan memasang tabung dan membuka tabung sentrifus dilakukan di dalam biosafety cabinet.

Spesimen untuk pemeriksaan mikrobiologi
Pekerjaan berikut dapat dilakukan di ruangan dengan fasilitas Biosafety Level (BSL)-2 yang disertifikasi dan menggunakan tatakerja BSL-2 (sesuai manual CDC/NIH Biosafety untuk Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedik): Pemeriksaan patologi dan pengolahan jaringan/organ yang difiksasi formalin ataupun jaringan yang telah diinaktifasi
Ekstraksi asam nukleat untuk keperluan analisis molekuler
Pengolahan spesimen untuk pemeriksaan mikroskop elektron
Pemeriksaan rutin untuk perbenihan bakteri dan jamur
Pewarnaan rutin untuk pemeriksaan mikroskopis ataupun sediaan apus yang telah difiksasi
Pengepakan akhir spesimen untuk dikirim ke laboratorium lain guna pemeriksaan laboratorium yang lainnya. Spesimen harus sudah disimpan dalam kontaimer primer yang telah di-sealed dan telah disterilkan lebih dulu.
Pekerjaaan yang meliputi pengolahan spesimen dapat dilakukan di ruangan dengan fasilitas BSL-2, tapi dengan tata kerja lebih ketat seperti pada BSL-3. Semua pengolahan spesimen harus dilakukan di dalam biosafety cabinet. Petugas laboratorium mengenakan perlengkapan pelindung diri, termasuk sarung tangan karet sekali pakai, baju laboratorium lengan panjang, pelindung mata, dan pelindung pernapasan. Alat pelindung pernapasan yang dianjurkan adalah NIOSH yang dilengkapi dengan filter N-95 atau yang dengan pori lebih halus lagi, pelindung pernapasan yang dilengkapi dengan udara bersih yang disaring dengan HEPA filter. Petugas yang tidak dapat mengenakan respirator karena gangguan rambut di wajah ataupun gangguan lainnya, diharuskan memakai helm respirator. Sentrifugasi harus menggunakan tabung sentrifus tertutup atau memakai rotor yang dipasang ataupun dibuka di dalam biosafety cabinet.
Pekerjaan-pekerjaan itu mencakup:
(a) Membagi atau mengencerkan spesimen.
(b) Inokulasi bakteri atau jamur pada media kultur.
(c) Melakukan diagnosis selain membiakkan virus baik secara in vitro ataupun in vivi.
(d) Ekstraksi asam nukleat dari spesimen yang belum diolah.
(e) Pembuatan sediaan apus pemeriksaan mikroskopis, baik dengan fiksasi kimia ataupun pemanas.
Pekerjaan berikut memerlukan ruangan dengan fasilitas BSL-3 dan tata kerja BSL-3 :
(a) Pembiakan virus pada sel/biakan sel.
(b) Identifikasi awal isolat yang berasal dari kultur spesimen SARS
Pekerjaan berikut memerlukan fasilitas BSL-3 hewan dan tata kerja BSL-3 hewan:
(a) Inokulasi hewan percobaan untuk membiakkan mikroorganisme yang berasal dari spesimen SARS.
(b) Tatakerja yang mencakup inokulasi hewan percobaan untuk karakterisasi mikroorganisme SARS.

PENUTUP

Kesimpulan

  • Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Cakupan mikrobiologi dalam kehidupan sangatlah luas, dikarenakan hampir semua sektor kehidupan melibatkan mikrobia di dalamnya, misalnya sektor pertanian, medis, industri, biokimia dan banyak lagi yang lainnya.

2. Mikrobiologi merupakan cabang dari biologi, mikrobiologi terbagi menjadi beberapa cabang lagi, berdasarkan konsentrasi pokok bahasannya. Pembagian mikrobiologi ini didasarkan pada orientasinya.

3. Mikroorganisme memiliki banyak peranan dalam kehidupan, baik peranan yang menguntungkan maupun peranan yang merugikan. Salah satu peranannya yang merugikan adalah karena beberapa jenis mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit dan menimbulkan pencemaran. Sedangkan peranan yang menguntungkan adalah peranannya dalam meningkatkan kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen, bioremediasi, produksi antibodi, dan lain-lain.

  1. Saran

Saran yang dapat kami berikan antara lain:

  1. Perlu perhatian yang lebih lagi untuk pengembangan ilmu mikrobiologi, mengingat begitu sentral dan pentingnya peranan mikroorganisme di dalam kehidupan.

2. Perlunya penelitian-penelitian lebih lanjut tentang kehidupan mikroorganisme.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim a. 2006. Pengantar Mikrobiologi, (Online),

(http://www.wanna_share.23s9887_apm.html, diakses tanggal 7 Februari 2008).

Anonim b. 2007. Dunia Mikroba

Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi). Malang: Universitas Negeri Malang.

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.

Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.

Schlegel, Hans G, dan Karin Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum edisi keenam. Terjemahan Tedjo Baskoro: Allgemeine Mikrobiologie 6. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Thieman, William J, and Michael A. Palladino. 2004. Introduction to Biotechnology. New York: Benjamin Cummings.

Tim Perkamusan Ilmiah, 2005. Kamus Pintar Biologi. Surabaya: Citra Wacana

Kepmenkes Nomor 424/MENKES/SK/IV/2003, tentang Penetapan Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS) sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan pedoman penanggulangannya, 2003.
WHO Western Pacific Regional Office, Interim guidelines for national SARS preparedness, 2003
Website : WHO int, ?SARS?, 2003
Website : CDC ?s int, ?SARS?, 2003
Website : RSPI ? SS ( http//www.infeksi.com )